Pages

  • BERANDA
  • DISCLOSURE POLICY
  • DISCLAIMER
  • PRIVACY POLICY
  • KONTAK SAYA
  • Tentang Henry
facebook instagram

HENRY HALIM OKTAKUSUMA

  • Judul di atas mungkin agak sedikit sama dengan judul sinetron yang ceritanya tak berujung, tapi bukan dari sinetron itulah saya menulis tulisan ini melainkan dari pertemuan saya dengan seorang penjual bubur.

    Kebetulan di seberang kantor saya yang juga di dekat kampus saya terdapat sebuah warung bubur ayam yang cukup banyak peminatnya. Setiap pagi selalu banyak orang yang membeli bubur di situ, termasuk saya, ya meskipun tidak setiap hari saya sarapan di situ.

    Karena seringnya saya sarapan di situ sampai-sampai penjualnya hapal apa yang saya minum, “air putih hangat ‘kan mas ?” tanyanya jika saya datang. Karena segelas air putih hangat itu gratis, yang dibayar cuma buburnya saja, itulah kenapa saya selalu memesan segelas air putih.

    Suatu hari saat saya sarapan di situ, penjual bubur itu duduk di samping saya (kebetulan lagi tidak ada pembeli) dan mengajak saya ngobrol seputar pekerjaan. Dari obrolan itu saya tahu bahwa beliau itu pernah bekerja di banyak tempat, dari pengalamannya itu beliau berkata, “jangan pernah memandang remeh orang lain, jangan sekali-sekali melihat orang lain lebih kecil atau lebih rendah dari kita, karena belum tentu kita lebih baik dari mereka".

    Saya cukup terperangah dengan kalimat yang dilontarkan beliau, sungguh bijak, melihat pekerjaan beliau hanya seorang penjual bubur biasa. Tidak banyak penjual yang memiliki prinsip hidup seperti beliau, kebanyakan penjual hanya memikirkan bagaimana mendapat keuntungan yang besar setiap harinya. Maka dari itu saya cukup kagum dengan prinsip beliau seperti itu.

    Dari situ kita bisa tahu bahwa orang-orang yang kita anggap sederhana sekalipun memiliki banyak pengalaman dan sangat bijak dalam hidup. Pelajaran yang saya dapat dari beliau, janganlah sombong saat kita berada pada tempat yang lebih tinggi karena belum tentu kita lebih baik dari mereka yang berada di bawah kita.


    -H2O-
    Continue Reading
    Selasa, 15 Okober 2013 bertepatan Hari Raya Idul Adha, teman-teman mengajak untuk menonton film Insidious 2 di Bioskop XXI, meskipun sedikit terapaksa untuk mengeluarkan uang membeli tiket, karena untuk hari libur tiketnya sebesar Rp 60.000, cukuplah menyiksa dompet saya.

    Sesuai jadwal film dimulai pada pukul 16.20, saya dan teman-teman duduk di baris E, tempat yang cukup ideal untuk menonton di bioskop.

    Insidious 2 merupakan sekuel dari film pertamanya yang berjudul Insidious, berceritakan seorang anak yang bernama Dalton yang koma selama beberapa hari atau lebih tepatnya melakukan perjalanan astral tanpa dia sadari dan tanpa dikehendaki. Selama beberapa hari itu rohnya terjebak di alam roh, sedangkan tubuhnya berusaha diambil oleh roh-roh dari orang yang sudah mati agar bisa hidup kembali. Diakhir cerita, dengan bantuan teman neneknya yang bernama Elise yang dibantu oleh ayahnya yang bernama Josh yang ternyata saat masih kecil juga mengalami apa yang dialami Dalton saat itu, berusaha menjemput dan mengembalikan roh Dalton kembali ke tubuhnya. Dalton bisa dikembalikan ke tubuhnya dengan selamat juga dengan Josh, namun sayang Elise yang mendapat serangan dari makhluk astral tidak bisa bertahan dan akhirnya meninggal.

    Di film Insidious 2 tersebut, memiliki cerita yang kompleks bagaimana keterkaitan ceritanya di film Insidious yang pertama dan masa lalu Josh (Ayah Dalton) sewaktu kecil. Masalah yang terjadi adalah yang berada di tubuh Josh bukanlah Josh yang sebenarnya, roh Josh masih terjebak di alam roh, sedangkan yang ada di tubuhnya adalah roh dari orang tua yang sudah meninggal bernama Parker Crane. Semakin intensnya gangguan hantu di rumah keluarga Josh membuat istri, ibu dan anaknya tidak tenang yang selalu dihantui oleh sosok perempuan, dan belakangan diketahui sosok perempuan itu adalah ibu dari Parker Crane yang menyuruh Parker Crane untuk membunuh semua keluarga Josh agar dia bisa tetap hidup menggunakan tubuh Josh.

    Dengan bantuan Carl (teman Elise) -seorang paranormal yang menggunakan dadu berhuruf untuk meramal dan berkomunikasi dengan roh- ibu dari Josh mencari tahu siapa sebenarnya makhluk yang bersemayam di tubuh Josh dan sosok perempuan yang selalu menghantui keluarga mereka dan berusaha mengembalikan kehidupan normal keluarganya.

    Di film Insidious 2 ini kita diajak untuk mengetahui bagaimana sejarah keluarga Josh dan lintas waktu pun semakin menarik saat kejadian-kejadian di film Insidious pertama terjawab di film tersebut. Dan di akhir fim kita akan mengerti hubungan dari semua cerita-cerita itu.

    Menurut saya film Insidious 2 sangat recommended untuk yang mencari atau penggemar film horor, karena film ini memiliki alur cerita yang bagus dan tidak menggantung, serta memacu adrenalin ketika hal-hal yang mengejutkan ditampilkan tanpa bisa ditebak.

    Satu kata yang terlontar setelah saya menonton film ini, yaitu keren. Pesan saya sebelum menonton Insidious 2, harus, wajib, dan fardhu ‘ain terlebih dahulu menonton Insidious yang pertama.

    Karena jika tidak menonton yang pertama maka akan sama dengan seorang pria yang duduk di sebelah saya saat di bioskop yang selalu bertanya pada pacarnya, dan itu sangat mengganggu.

    Pelajaran yang didapat dari film Insidious 2 ini adalah kita harus mensyukuri kehidupan ini meskipun banyak masalah, sebisa mungkin kita menerimanya karena hidup merupakan anugerah yang tak tergantikan. Bayangkan jika kehidupan kita diambil oleh makhluk yang sudah mati, apa kita mau bertukar tempat dengannya ? Maka lakukanlah yang terbaik untuk hidup kita dan hargailah hidup ini, karena saat kita mati maka kita tidak akan pernah lagi kembali hidup di dunia ini.



    -H2O-
    Continue Reading
    9 Agustus 2013 (2 Syawal 1434 H) langit berawan dan mendung. Hari itu saya ingin ke rumah kakek bersama keluarga. Perjalanan dari Banjarbaru menuju Banjarmasin, namun sebelumnya kami mampir terlebih dulu ke kuburan nenek yang berada di Jl. A. Yani Km. 29.

    Sudah lama juga saya tidak ke kubur nenek, saat masuk ke komplek kuburan maka di sebelah kiri akan terlihat kuburan muslim dan di sebelah kanan terlihat kuburan kristen (saya tidak menanyakan apakah itu kuburan kristen protestan atau katolik).

    Sebenarnya tidak ada yang menarik, sama seperti kuburan-kuburan biasanya hanya saja karena hari itu masih dalam suasana lebaran maka cukup banyak orang yang berjiarah dan para pedagang yang berjualan di sekitar komplek makam.

    Tapi menurut saya dibalik sunyinya dan angkernya (bagi sebagian orang) kuburan-kuburan itu ada pelajaran yang bisa kita ambil. Memang jika kita lihat kuburan kristen terlihat lebih mewah (mungkin tradisi mereka) tetapi terlepas dari itu kuburan-kuburan tersebut terlihat berdampingan dengan damainya, para pejiarah pun juga bisa saling menghargai.

    Islam ataupun kristen akan kembali ke tempat asalnya yang sama yaitu tanah. Kuburan saja bisa berdampingan kenapa kita yang masih di dunia ini tidak bisa hidup berdamai antar umat bergama. Memang kita tidak tahu bagaimana kehidupan mereka di dalam kubur sana tetapi berdampingnya kuburan beda agama menunjukkan sikap toleransi yang menjadi nilai kehidupan Pancasila di Indonesia.

    Saya rasa inilah salah satu nilai yang bisa diambil dari berjiarah ke kubur, dimana kita belajar tentang hidup, menghargai hidup diri sendiri, hidup orang lain, maupun kehidupan di bumi ini. Saya harap masyarakat seluruh dunia khususnya masyarakat di Indonesia bisa kembali menjunjung tinggi sikap toleransi, tidak mudah tersulut oleh api profokasi orang-orang munafik, sehingga kehidupan damai yang dicita-citakan semua orang bisa terwujud. Aamiin.


    -H2O-
    Continue Reading
    Beberapa minggu yang lalu saat saya berbincang dengan guru bahasa inggris saya saat masih bersekolah di SMK (yang sekarang sudah menjadi teman kerja), beliau bertanya apakah cara pengajaran beliau selama ini sudah efektif menurut saya ?

    Saya teringat 5 tahun yang lalu tepatnya saat saya kelas 3 SMK dan beliau mengajar bahasa inggris setahun penuh di kelas saya. Cara mengajar beliau tidak terlalu serius bahkan beliau bukanlah guru yang suka marah dan termasuk guru yang ramah dan murah senyum, tapi karena hal itulah banyak siswa yang tidak serius saat jam pelajaran beliau. Jika sudah begitu beliau akan menyuruh satu persatu siswa yang tidak fokus atau ribut maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal yang beliau berikan, tidak sedikit teman-teman saya yang tidak bisa menjawab soal tersebut. Karena tidak bisa menjawab maka beliau menghukum dengan menyuruh siswa tersebut untuk push up sebanyak 5-10 kali. Tapi beliau memberikan hukuman tidak dengan sungguh-sungguh atau marah-marah, hanya sekedar peringatan agar tidak diulangi lagi.

    Lalu saya menjawab apa yang ditanyakan beliau tadi, “ini bukan sekolah militer pak, jadi menurut saya tidak perlu diberikan hukuman push up pada siswa. Meskipun saya tahu tujuan bapak untuk membuat jera siswa-siswa yang tidak fokus, tapi itu bukanlah cara yang efektif. Mungkin cara yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan kesempatan mereka untuk memahami dan mengerti pelajaran yang diberikan dalam waktu beberapa menit di kelas, lalu memberikan soal secara langsung kepada mereka dan duduk mereka secara terpisah.”

    Meskipun saya jarang mendapat hukuman fisik, tapi saya sangat tidak suka dan tidak setuju dengan guru yang selalu memberikan hukuman secara fisik kepada siswanya, karena sekolah itu bukanlah sekolah militer. Hukuman fisik dengan dipertontonkan kepada siswa lainnya akan membuat malu siswa yang dihukum tersebut, sehingga mental mereka akan selalu malu. Mereka tidak akan percaya diri karena kekurangan atau kelemahan yang mereka miliki, karena sangat sedikit siswa yang menjadikan hukuman sebagai motivasi diri.

    Setelah selesai berbincang dengan beliau, saya kembali berpikir bagaimana cara mengajar yang baik pada jaman sekarang ? Memang saya bukan guru tapi sebagai mantan siswa pastinya saya pernah menginginkan cara pengajaran guru yang baik.

    Inovasi dan fleksibilitas, dua kata itu muncul begitu saja di pikiran saya. Ya benar, inovasi dan fleksibilitaslah yang diperlukan guru untuk menghadapi siswa-siswa di jaman sekarang. Guru juga harus mengikuti perkembangan jaman yang semakin luas ini.

    Kita tahu cara pengajaran selama ini hanyalah berdasarkan buku teks saja yang sering dibawa oleh guru dan siswa lalu diselingi dengan praktek. Banyak siswa yang lebih menyukai praktek daripada teori karena mereka bisa langsung merasakan dan mempraktekan apa yang diteorikan. Untuk beberapa mata pelajaran memang seharusnya lebih banyak praktek daripada teori.

    Cara belajar sebenarnya tidak hanya melalui buku teks kurikulum saja, saya ambil contoh pelajaran bahasa inggris. Dalam pelajaran bahasa inggris itu ada reading (membaca), writing (menulis), dan listening (mendengarkan), untuk reading dan writing biasanya menggunakan buku teks, sedangkan listening biasanya belajar di laboratorium bahasa dengan mendengarkan percakapan dari sebuah kaset.

    Menurut saya ada cara lain yang bisa ditambahkan oleh guru dalam pembelajaran tiga hal tersebut. Pertama belajar bahasa inggris bisa melalui film, yang pastinya film mancanegara. Karena dengan menonton film siswa bisa mendengar langsung bahasa, percakapan, dan kalimat yang sering digunakan di Amerika dan Eropa. Generasi sekarang adalah generasi yang suka menonton maka dengan film para siswa akan lebih tertarik dan menyenangkan dalam belajar sehingga mereka tidak bosan.

    Kedua, belajar bahasa inggris melalui lagu. Lagu-lagu berbahasa inggris sekarang sudah banyak sekali dan sering didengar oleh anak-anak jaman sekarang. Dengan melalui lagu para siswa bisa langsung mempraktekan pengucapan sebuah kata, menulis kembali lirik lagunya, dan bisa memahaminya. Ketiga, guru bisa menggunakan majalah atau buku berbahasa inggris sebagai media pembelajaran.

    Melalui film, lagu, majalah atau buku berbahasa inggris siswa tidak hanya belajar reading, writing, dan listening tetapi mereka juga belajar tenses, speaking, dan mengetahui cara percakapan di Amerika dan Eropa. Sekali lagi fleksibilatas guru jaman sekarang sangat penting, cara pembelajaran yang kreatif dan berbedalah yang diperlukan sekarang.

    Apa yang saya utarakan di atas hanya pendapat dan pemikiran saya, yang pastinya juga ada positif dan negatifnya. Tapi yang pasti seorang guru harus lebih fleksibel dan inovatif dalam menghadapi para siswa yang mengikuti perkembangan jaman, jika tidak fleksibel dan masih dengan metode pembelajaran tradisional maka jangan heran jika siswa merasa bosan dan tidak tertarik dalam belajar.


    -H2O-
    Continue Reading
    Beberapa waktu lalu teman saya bilang “Hen, aku sekarang jadi caleg.” Bukan suatu hal yang istimewa memang tapi menjadi hal membingungkan bagi saya, karena saya tahu dia sama sekali tidak menyukai partai apalagi terpikirkan untuk masuk di dalamnya, baginya politik hanyalah drama yang sudah diskenariokan oleh pemimpin. Saya pun juga beranggapan begitu, bahkan dengan Trias Politica pun saya tidak begitu mengerti.

    Lalu kenapa dia mau menjadi caleg ? Saya pun terus bertanya kepadanya dan akhirnya dia berkata, “bukan keinginan ku sendiri untuk menjadi caleg tapi karena kemauan dan ‘dipaksa’ oleh bos tempat ku bekerja.” Saat dia bilang hal itu, pertama kali yang saya pikirkan, “apakah bos itu selalu berkuasa terhadap bawahannya ? bahkan hak untuk bebas memilih jalan karir sekalipun juga dikuasai oleh bos.”

    Saya tahu dia tidak akan menolak permintaan bosnya itu karena dia masih memerlukan pekerjaan itu, dia tidak ingin diberhentikan secara konyol hanya karena tidak mau menjadi caleg.

    Saya bertanya lagi, “apa bosmu itu ikut sebuah partai ?” Dengan cepat dia jawab, “ya, partai dengan warna biru sebagai warna kebanggaan. Dia menjaring banyak anggota untuk dijadikan caleg agar partainya bisa menang di PEMILU tahun depan.” Untuk bisa memenangkan partai segala cara dilakukan bahkan memaksa orang lain juga dilakukan.
    Dari situ saya tahu bahwa teman saya itu bekerja bukan semata hanya untuk mencari uang, tapi kepuasan hati dan kenyamanan dalam bekerjalah yang dia cari.

    Lalu sebenarnya apa tujuan menjadi anggota legislatif itu ? sekedar memenangkan partai sajakah ? atau mendapatkan uang banyak dengan cara yang mudah ? Kita sama-sama tahu menjadi anggota legislatif sudah terjamin hidupnya, dengan gaji dan tunjangan yang sangat tinggi mampu menarik minat siapapun bahkan artis sekalipun.
    Untuk mendapatkan jawaban itu saya mencari tahu di internet, saya menemukan jawaban itu di Yahoo! Answer bahwa tugas badan legislatif itu adalah bertugas untuk membuat Undang-Undang dan sebagai wakil rakyat yang menerima semua aspirasi masyarakat.

    Apa sampai sekarang tugas sebenarnya legislatif itu sudah dijalankan ? Yang saya tahu apa yang dikerjakan oleh Badan Legislatif hanya mementingkan golongan bahkan individu semata. Sangat sedikit Anggota Legislatif yang murni bekerja untuk kepentingan rakyat.
    Saya teringat sebuah joke dari Abdel saat dia ber-stand up comedy, “..wakil direktur naik pangkat jadi direktur, wakil presiden naik pangkat jadi presiden, lalu wakil rakyat naik pangkat jadi rakyat, tapi kok gak ada yang mau ya...” Mungkin dalam politik Indonesia berlaku hukum teori kebalikan.

    Kita juga sama-sama sudah tahu banyak artis yang sekarang beralih profesi menjadi anggota legislatif, kenapa ? Menurut saya mereka capek menjadi artis yang harus bekerja dari subuh sampai malam untuk kejar tayang, sedangkan menjadi anggota legislatif kerjanya hanya duduk, rapat, waktunya dari pagi sampai sore (tidak setiap hari), dan gajipun terjamin. Saya tidak ingin berpanjang lebar menjelaskan tentang artis yang menjadi caleg, karena ini bukan infotaiment.

    Kembali ke teman saya tadi, meskipun terpaksa namun mau tidak mau dia tetap menjadi Caleg tahun ini, saya hanya bisa berkata pelan, “kita lihat saja nanti, jika pun kamu tidak mau menjadi Caleg berdoalah agar partaimu tidak menang dan kau tidak terpilih untuk mengisi kursi di dalamnya.”


    H2O
    Continue Reading
    Sudah lama saya tidak mengisi blog ini, terakhir posting September 2012. Entah kenapa belakangan ini saya merasa kehilangan topik untuk saya tulis, jikapun ada ide yang ingin ditulis tidak bisa bertahan lama karena ide tersebut akan hilang. Mungkin sejak hilangnya laptop kesayangan saya pada 4 Oktober 2012 lalu semangat saya serasa lenyap bersamaan dengan laptop itu. Ya, semuanya lenyap, bahkan semangat untuk menggarap skripsi dengan cepat pun sirna begitu saja. I’m so sad.

    Untungnya ada salah seorang teman ayah yang mau meminjamkan notebook kecilnya kepadaku. Kesibukan mengerjakan skripsi cukup menguras tenaga dan pikiran saya, ya meskipun skripsi saya tidak selesai dari waktu yang saya targetkan sehingga saya harus masuk ke semester 8 dengan kata lain saya kuliah selama 4 tahun. Menghabiskan waktu bersama skripsi dari pagi sampai malam membuat kondisi badan saya menurun drastis, hasilnya saya sakit selama seminggu lebih dan setelah sembuh pun disarankan dokter untuk istirahat seminggu lagi, itulah salah satu faktor yang membuat skripsi telat selesai, ada rasa kesal terhadap diri sendiri yang tidak mampu menyelesaikan skripsi.

    Cukup menyedihkan memang, namun rasa senang juga saya dapatkan saat saya mengikuti lomba menulis yang diadakan oleh Penerbit Harfeey pada bulan Februari 2013 lalu, dengan tema Misteri Angka 13 saya menulis sebuah flash fiction dengan judul Rahasia Aries. Awalnya ikut hanya sekedar iseng untuk mengisi waktu dan ingin mendapat pengalaman menulis, saat pengumuman naskah yang lolos betapa kagetnya saat saya mendapati judul naskah saya lolos sebagai kontributor lomba tersebut. Meskipun saya tidak menjadi pemenang namun masuk menjadi kontributor sudah sangat menyenangkan bagi saya, dan yang lebih membuat senang saat naskah saya dinyatakan masuk ke dalam yang dibukukan, betapa senangnya saat cerpen saya bisa dibaca oleh banyak orang.

    Hal menyenangkan lainnya adalah pada tanggal 1 April 2013 saya diterima bekerja di SMK Bina Banua Banjarmasin yang tidak lain sekolah saya dulu, merasa kembali bersekolah meskipun sekarang berstatus sebagai staf tata usaha sekolah, but it’s ok.

    Berawal dari minggu ketiga bulan maret mendapat info dari teman yang suaminya bekerja sebagai kepala tata usaha di sekolah tersebut, bahwa ada tempat yang kosong di bagian tata usaha. Sempat berpikir selama seminggu dan meminta pendapat dari orang tua akhirnya saya setujui tawaran itu, ya meskipun saya harus berangkat pukul 07.00 wita dengan angkot atau taksi antar kota, karena kebetulan saya sekarang tinggal di Banjarbaru yang berjarak sekitar 30 km lebih dari SMK Bina Banua.
    Senin tanggal 1 April 2013 saya datang langsung ke SMK Bina Banua mengantar surat lamaran pada kepala sekolah, tidak seperti kebanyakan orang saat melamar pekerjaan yang memakai pakaian rapi dengan kemeja putih dan celana kain hitam, hari itu saya datang memakai baju hem namun saya memakai celana jeans, terlihat tidak formal memang. Diwawancara sebentar, akhirnya kepala sekolah menerima saya sebagai staf di sekolah dan beliau pun juga memberikan tawaran untuk mulai bekerja hari itu juga, saya pikir “daripada saya bolak-balik,” akhirnya saya terima tawaran itu, secara resmi hari itu saya bekerja di SMK Bina Banua Banjarmasin sebagai staf tata usaha dengan memakai celana jeans.

    Sejak bulan Februari lalu saya merasa ingin refreshing dengan melihat alam yang hijau, melihat gunung-gunung yang nikmat untuk dipandang, saya ingin naik kembali ke Mandiangin yang memang daerah pegunungan dengan Tengger yang menjadi tempat favorit.

    Sejak 10 November 2012 lalu ketika pertama kalinya saya ke Tengger, saya selalu merindukan tempat tersebut. Tempat dengan pemandangan yang tidak saya dapatkan di perkotaan, tempat dengan alam yang sejuk mampu menyadarkan diri akan kebesaran Tuhan. Dan tanggal 13 April 2013 malam saya dan kelima teman kembali mendatangi Tengger.

    Dari gunung saya belajar, bahwa hidup itu seperti gunung yang jalannya turun naik dan tidak rata, kadang kita menanjak, kadang kita berjalan menurun, saat berada di puncak kita bisa menikmatinya namun kita tidak bisa berlama-lama disana karena kita masih harus menjalani gunung itu, perjalanan yang memerlukan perjuangan. Kuncinya adalah pantang menyerah.


    H2O
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    HENRY HALIM




    Terlahir 26 tahun lalu.

    Di Kota Seribu Sungai.

    Pemikiran dalam bentuk tulisan.

    Penggemar kopi, meski tak kuat dengan espresso.

    -H2O-

    Blog Archive

    • ►  2019 (3)
      • ►  April 2019 (1)
      • ►  March 2019 (1)
      • ►  January 2019 (1)
    • ►  2018 (4)
      • ►  October 2018 (1)
      • ►  August 2018 (1)
      • ►  February 2018 (2)
    • ►  2017 (3)
      • ►  October 2017 (1)
      • ►  August 2017 (1)
      • ►  February 2017 (1)
    • ►  2016 (6)
      • ►  October 2016 (2)
      • ►  September 2016 (1)
      • ►  August 2016 (1)
      • ►  May 2016 (1)
      • ►  March 2016 (1)
    • ►  2015 (8)
      • ►  November 2015 (1)
      • ►  October 2015 (2)
      • ►  September 2015 (1)
      • ►  April 2015 (3)
      • ►  March 2015 (1)
    • ►  2014 (5)
      • ►  December 2014 (1)
      • ►  October 2014 (1)
      • ►  June 2014 (1)
      • ►  April 2014 (1)
      • ►  January 2014 (1)
    • ▼  2013 (6)
      • ▼  October 2013 (2)
        • PENJUAL BUBUR BIJAK
        • PESAN DARI INSIDIOUS 2
      • ►  August 2013 (2)
        • KUBURAN SAJA BERDAMAI
        • PERTANYAAN SEORANG GURU
      • ►  April 2013 (2)
        • JADI CALEG ?
        • LAMA TIDAK POSTING
    • ►  2012 (14)
      • ►  September 2012 (2)
      • ►  August 2012 (1)
      • ►  July 2012 (1)
      • ►  June 2012 (1)
      • ►  May 2012 (1)
      • ►  April 2012 (3)
      • ►  March 2012 (1)
      • ►  February 2012 (3)
      • ►  January 2012 (1)
    • ►  2011 (1)
      • ►  June 2011 (1)
    • ►  2010 (6)
      • ►  March 2010 (2)
      • ►  February 2010 (4)
    • ►  2009 (18)
      • ►  December 2009 (4)
      • ►  November 2009 (1)
      • ►  August 2009 (1)
      • ►  July 2009 (2)
      • ►  June 2009 (2)
      • ►  March 2009 (2)
      • ►  February 2009 (2)
      • ►  January 2009 (4)
    • ►  2008 (9)
      • ►  December 2008 (2)
      • ►  November 2008 (7)

    Pages

    • BERANDA
    • KONTAK SAYA
    • PRIVACY POLICY
    • DISCLAIMER
    • DISCLOSURE POLICY

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top