BEKERJALAH UNTUK IBADAH

October 28, 2017

Setiap orang pasti menginginkan pekerjaan yang terbaiknya untuknya, untuk keluarga, dan masyarakat sekitarnya. Kita meraih pendidikan yang tinggi untuk bisa mendapatkan pekerjaan terbaik. Kita berusaha semaksimal mungkin untuk bisa mendapatkan pekerjaan impian kita. Lalu pekerjaan apa yang terbaik? Kerja yang menghasilkan banyak uang? Atau yang bisa membawa kita keliling dunia? Jika kita melihat pekerjaan hanya sebatas penghasilan yang didapat, maka sungguh sempit pemikiran kita terhadap kerja itu sendiri. Yang padahal kerja lebih dari sekedar mencari harta saja, tapi kerja itu ibadah.


Apabila sholat telah dilaksanakan maka bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah dan ingaTlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.” (QS Al-Jumu’ah:10).

Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran Kami), kemudian Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang benderang, agar kamu (dapat) mencari karunia dari Tuhanmu, dan agar kamu mengetahui bilangan tahu dan perhitungan (waktu). Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.” (QS Al-Isra’:12).

Dua dalil dari Al Qur’an tersebut menunjukkan bahwa kita diperintahkan oleh Allah untuk bekerja, untuk mencari dan mendapatkan nikmat-nikmat Allah di dunia. Tapi tentunya dengan cara yang juga disyariatkan oleh agama, dengan cara halal meskipun yang didapat sedikit demi sedikit.

Lalu kenapa kerja itu ibadah?

Manusia bekerja untuk mendapatkan rejeki yang halal dengan cara yang halal untuk menjaga keberlangsungan hidupnya, baik dengan cara makan, minum, atau apapun yang diperlukan oleh tubuh untuk bertahan hidup. Yang mana ini merupakan sebuah ibadah karena menjaga ciptaan Allah, dan menjaga diri kita untuk selalu sehat.

Pernahkah kita berpikir bahwa apa yang kita kerjakan itu sebenarnya bukan untuk diri kita saja? Memang penghasilan yang didapat untuk kita, tapi pernahkah berpikir jika pekerjaan kita berdampak juga kepada orang lain?

Source: nationalgeographic.co.id


Sebagai contoh di bidang pertanian bisa kita lihat petani, mungkin beras yang mereka hasilkan uangnya untuk penghidupan mereka. Tapi bagaimana jika tidak ada petani, bisakah kita makan nasi hari ini? Itu menunjukan bahwa petani adalah pekerjaan yang membantu penghidupan manusia dari segi makanan pokok.

Kita naik ke tingkat produsen, misalnya produsen pupuk. Manusia memang tidak makan pupuk, tapi pupuk yang dihasilkan akan membantu para petani menyuburkan padinya, hasilnya padi mereka subur, produktivitas beras meningkat, dan akhir dari itu semua untuk kesejahteraan setiap lapis masyarakat.


Lagi-lagi hal itu menunjukan bahwa sebuah pekerjaan sejatinya untuk membantu orang lain. Inilah kenapa bekerja itu menjadi sebuah nilai ibadah.

Bahkan seorang suami yang pergi keluar rumah untuk bekerja menafkahi keluarganya, maka itu sebuah bentuk jihad di jalan Allah. Hal itu disampaikan Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ath-Thabarani dari Abu Hurairah yang berkata, “Tatkala kami (para sahabat) duduk-duduk di sisi Rasulullah, tiba-tiba ada seorang pemuda yang keluar dari jalan bukit. Ketika kami memperhatikannya, maka kami pun berkata, ‘kalau saja pemuda ini menggunakan kekuatan dan masa mudanya untuk jihad di jalan Allah.’ Kemudian Rasulullah bersabada, ‘apakah jihad di jalan Allah itu hanya yang terbunuh (dalam perang) saja? Siapa yang bekerja untuk menghidupi orang tuanya, maka dia di jalan Allah, siapa yang bekerja untuk menghidupi keluarganya maka dia di jalan Allah, tapi siapa yang bekerja untuk bermewah-mewahan (memperbanyak harta) maka dia di jalan thaghut.’” (HR Thabrani).

Maka janganlah berpikir bahwa bekerja itu untuk menghidupi diri sendiri saja, atau untuk kepentingan pribadi saja. Tapi pekerjaan kita apapun bentuknya, sebenarnya untuk penghidupan semua makhluk yang ada di dunia ini.

Namun, jika kita bekerja hanya untuk memperbanyak harta, apalagi dengan cara haram, dengan cara merampas, menipu, korupsi, penggelapan uang, maka bukanlah ibadah yang didapat melainkan telah mengikut langkah setan yang tentunya kita semua tahu kemana ujungnya.

Mulai sekarang niatkanlah apa yang kita kerjakan ikhlas untuk diri sendiri dan juga bisa bermanfaat untuk seluruh makhluk.

Yuk, kita selalu mengingatkan dalam kebaikan.

Tulisan ini diikutkan dalam:



-H2O-

You Might Also Like

0 komentar