CIRI ORANG INDONESIA DARI DULU HINGGA SEKARANG

October 07, 2015


Beberapa waktu lalu saya membaca buku yang ditulis oleh Mochtar Lubis berjudul Manusia Indonesia, entah kenapa saat melihat buku tersebut langsung ingin membelinya. Dan ternyata isinya merupakan karakter kita sebagai orang Indonesia yang sebenarnya kita ketahui dan sadari tapi tidak kita akui.




Lalu apa saja ciri manusia Indonesia menurut Mochtar Lubis, ini dia :


1. Hipokritis

Hipokritis atau bahasa kasarnya yang sering didengar adalah munafik. Dan dampak dari sikap hipokritis ini menciptakan suatu kebiasaan yang sangat melekat pada orang-orang Indonesia, yaitu ABS (Asal Bapak Senang). Mereka menggunakan sikap ABS itu untuk menyelamatkan diri, misal dalam pekerjaan agar atasan mempertahan, mempercayai, dan lebih memilih dia daripada orang lain, yang sebenarnya mereka yang ABS itu belum benar-benar lebih baik dari yang tidak ABS. Dan berdampak juga semakin tebalnya korupsi di langit Indonesia.

Di Indonesia yang berkuasa sangat senang di-ABS-kan oleh bawahannya, dan bawahan sangat sengang meng-ABS-kan atasan, sehingga sikap munafik ini mengakar di diri manusia Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda dahulu.

2. Segan dan Enggan Bertanggung Jawab

Sederhananya adalah melempar tanggung jawab kepada yang lebih bawah. Atasan melemparkan tanggung jawab kepada bawahan, dan bawahan hanya bisa menjawab, “saya hanya menerima perintah atasan.” Lalu siapa yang harus bertanggung jawab. Apa orang-orang Indonesia itu pengecut semua? Entahlah.

3. Berjiwa Feodal

Menurut KBBI, feodalisme adalah sistem sosial yang mengagung-agungkan jabatan atau pangkat bukan mengagung-agungkan prestasi kerja. Dilihat dari pengertian maka tidak heran di Indonesia banyak pejabat-pejabat tinggi namun masih kalah dengan bawahan mereka.

Mochtar Lubis mencontohkan sifat feodal di Indonesia seperti di Papua koteka dibuang, tapi di Jakarta tari telanjang di night club.

4. Masih percaya takhayul

Dulu dan sekarang orang Indonesia masih percaya bahwa batu, gunung, pantai, pohon, patung, bangunan atau benda lainnya memiliki kekuatan gaib. Padahal itu semua kebanyakan mitos belaka atau budaya yang dibawa oleh “orang dulu bilang” dan masih terus diturunkan sampai ke generasi sekarang.

Bahkan mereka yang telah mengeyam pendidikan master di luar negeri pun masih mempercayai jimat atau hal-hal semacamnya. Dampaknya kita hanyalah rakyat yang percaya dengan “kata orang” dan tidak melakukan tanpa mendapat dari “kata orang” tersebut.

5. Artistik

Inilah yang dibanggakan oleh orang-orang Indonesia, dari jaman dahulu rakyat Indonesia memiliki jiwa seni yang tinggi. Bisa dilihat dari banyaknya ragam tarian, pakaian adat, kesenian musik, kesenian kain, dan kesenian-kesenian lainnya. Dan sangat eksotis jika dibandingkan dengan negara-negara lain.

6. Karakter yang lemah

Orang Indonesia kurang memiliki karakter dalam hidupnya, atau bisa dikatakan tidak memiliki prinsip hidup. Karakter atau prinsipnya bisa berubah tergantung situasi baginya. Orang-orang Indonesia akan merubah prinsipnya jika prinsip awal akan merugikan dirinya. Sifat ini juga dampak dari sikap ABS orang Indonesia.

7. Boros

Menurut Mochtar Lubis, orang Indonesia itu boros. Mereka senang berpakain bagus, memakai perhiasan, berpesta, membangun rumah mewah, mobil-mobil mewah terparkir. Ya, orang Indonesia merupakan rakyat dengan tingkat hedonisme-nya yang tinggi. Ini merupakan akibat dari sikap gengsi yang tinggi di setiap lapisan masyarakat.


Itulah beberapa ciri manusia Indonesia yang diutarakan oleh Mochtar Lubis melalui bukunya, kita bisa sama-sama belajar dan mengakui hal itu. Untuk bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, yang pertama kita lakukan adalah memperbaiki diri sendiri terlebih dahulu, terutama mengurangi sikap hipokritis dalam bermasyarakat.

Terkahir saya ingin mengutip sebuah kalimat dari Soe Hok Gie, “lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan.” Namun sikap seperti itu masih sangat sulit untuk dilakukan oleh manusia Indonesia, tapi tidak ada salahnya untuk mencoba.



-H2O-


Sumber Foto :
id.wikipedia.org

You Might Also Like

0 komentar