REUNI DI SELA BULAN RAMADHAN

August 27, 2012

Seperti tahun-tahun sebelumnya di bulan Ramadhan, tepatnya tanggal 15 Agustus 2012 diadakan reuni non formal SDN Pemurus Dalam 6, tempatnya kali ini di Rumah Makan Lampau Bulan di Banua Anyar Banjarmasin.

Bedanya tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya, yang datang lebih banyak dan wajah-wajah yang jarang ketemu akhirnya ketemu lagi.

Koordinasi acara dilakukan di grup facebook yang dilakukan sekitar seminggu sebelum acara, koordinatornya ketua kelas sepanjang masa Iqro Wisudani yang lagi kampanye dengan panggilan barunya “Dani”, padahal dari SD panggilan terkenalnya Iqro entah apa motifnya.

Di grup disepakati untuk datang jam 5 sore supaya dijalan tidak terjebak macet, karena aku lagi magang dan pulangnya jam 5 jadi sekalian aja langsung berangkat ke Lampau Bulan. Saat jalan sudah jam 5 lewat, aku mikir sih udah banyak yang datang.
Sampai di Lampau Bulan motor di parkiran masih sedikit banget, kecurigaan mulai datang “jangan-jangan belum ada yang datang,” dengan melihat keadaan sekitar terlebih dahulu yang masih cukup sepi aku memutuskan untuk sms ketua kelas “tempatnya dimana ?” balasan pun masuk “di dalam.”

Dengan ilmu sok tau karena belum pernah kesana aku pun berjalan masuk ke bagian sebelah kiri dari rumah makan itu, yang mana sebelah kiri kanannya dipenuhi dengan pondokan lesehan terbuat dari bambu yang disekat-sekat. Aku terus masuk menelusuri lorong itu, tapi tak ada sedikit pun yang menunjukkan tempat yang dimaksud, sang ketua kelas juga tidak kelihatan, timbullah pikiran yang macam-macam, “apa mereka bersembunyi ? Jangan-jangan aku salah tempat, atau apa mereka belum ada yang datang,” spekulasi itu aku buang jauh-jauh dan segeran menelpon si ketua kelas.

Setelah terjadi percakapan di telpon akhirnya ketua kelas ke parkiran untuk menjemput ku, berasa seperti tamu kehormatan karena dijemput ketua kelas (sepertinya kalimat ini agak lebay deh jadi jangan ditiru ya !!).

Ternyata tempatnya masuk melalui bagian sebelah kanan rumah makan itu, masuk melewati jalan kecil yang terbuat dari kayu dan beratap rumbia sepertinya. Sampai ke tempat pondokan lesehan yang dimaksud ternyata baru 4 orang yang datang termasuk ketua kelas yaitu Iqro Wisudani, Rizky Noormaliyanti, Riska, dan Arini Inayah (mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan nama dan mohon maaf juga jika saya lupa nama lengkap kalian).

Sudah jam 5 lewat tapi baru ada 5 orang termasuk aku ada disitu, ternyata tradisi jam karet tetap melekat. Sekitar 5 menit datanglah Mukhlisa Suryani yang sekarang menjadi manajer di ‘Rabbani’.

Sambil nunggu yang lain datang kami pun foto-foto dulu.

Percayalah, cowok yang di ujung itu bukan anak yang tersesat

Bersama ketua kelas sepanjang masa

Bersama manajer ‘Rabbani’

Waktu menujukkan hampir jam 6 teman-teman yang lain mulai berdatangan, salah satu dari mereka ditanya yaitu Pramana, “kenapa datangnya lambat ?” cowok berponi kanan itu menjawab dengan santainya, “ngapain cepat-cepat datangnya, paling-paling yang lain datangnya juga lambat,” sungguh sangat tidak berdosa menjawab seperti itu.

Jangan bingung, yang berkacamata ini bukanlah cowok tapi asli cewek.

Hari semakin gelap semakin mendekati magrib semakin banyak yang berdatangan, dan yang paling tidak diduga adalah kedatangan sang kepala suku yaitu Yudi yang sekarang lebih sering dipanggil Imis, tidak tau deh darimana asal panggilan itu muncul. Faizah yang sudah nikah bahkan sudah punya 2 anak.

Karena sudah dekat buka puasa, kami pun mengisi tempat di lesehan berlantai kayu ulin atau kayu besi itu, lebih dari setengah pondokan dikuasai oleh kami, dan tidak lama kemudian adzan magrib pun berkumandang. Saat makanan mulai dibagikan masing-masing orang mendapatkan 1 lauk tapi entah kemana larinya nasi putih karena di bagian aku kekurangan nasi, setelah ditelusuri lebih lanjut ternyata nasi itu telah disembunyikan oleh satu pelaku.

Akhirnya ketemu juga nasinya (tempat nasi yang berwarna merah)

Acara buka bersamanya sih sudah selesai sekitar jam setengah 8 malam, mungkin karena masih ada rasa rindu pada masing-masing jadi kami ngobrol-ngobrol dulu di bagian depan rumah makan, dengan ditemani secangkir kopi hitam yang untungnya manis tapi tidak semanis yang nulis ini sih, hehehe.

Kebanyakan ngobrolin tentang masa-masa SD, ingatin ada yang suka nangis, berantem, main kelereng, sepak bola, lompat tali, juga ada permainan yang kami nyebutnya ‘Lebok’ entah apa bahasa Indonesianya, cara mainnya sih cuma melemparkan bola tenis ke badan musuh dengan keras, setelah bermain ‘Lebok’ itu dijamin badan pasti merah-merah bahkan ada yang sampai biru memar. Untuk permainan sepak bola perlu dicatat, SDN Pemurus Dalam 6 selalu menang saat bertanding dengan sekolah sebelah.

Kami juga menceritakan dulu ada beberapa yang naksir dengan lawan jenis, kebiasaan kami yang dulu manggil dengan nama orang tua (ini yang menyebabkan banyak terjadi perkelahian, jangan diteruskan !). Semua memori di SD kembali kami buka pada malam itu, memori dimana kami kembali ingat pada teman-teman sekelas, kejadian-kejadian yang dianggap seru. Waktu satu hari tidak cukup untuk kami kembali berkumpul tapi karena waktu dan kesibukan yang harus memisahkan kami. Acara reuni non formal itu dibubarkan selepas isya mungkin sekitar jam 8.30 malam.

Saat aku bertemu dengan teman-teman SD ku yang sudah dewasa itu, ada guratan kesuksesan di masing-masing wajah mereka, kami yang dulu seorang bocah yang hanya tau bermain sekarang menjadi sosok yang harus ditiru, cita-cita kami pun sudah mulai terwujud sedikit demi sedikit. Contohnya Bayu Maulana yang sekarang sudah memiliki 3 perusahaan bahkan memiliki impian mendirikan 1000 perusahaan, dia juga sekarang menjadi ustad.

Disini aku berpikir, jika dulu aku tidak sekolah di SDN Pemurus Dalam 6 mungkin aku tidak menjadi sekarang ini, mungkin hanya ada 1 harapan besar yang kami impikan yaitu kesuksesan yang bisa kita berikan bagi orang lain.

Semoga pertemuan kita yang akan datang ada banyak perubahan yang terjadi, asal jangan wajah aja sih yang berubah.

Dari kiri atas : Yudi, Hafiz, Rinja Bayu Wanda, M. Ali Alboub, Satria, Farid, Bobby, Iwan, Bayu Maulana, Yuda, Pramana Saputra, Riska, Henry Halim Oktakusuma, Raddiya, Ridha.
Dari kiri bawah : Mukhlisa Suryani, Rizky Noormaliyanti, Arini Inayah, Faizah, Aulia Helmina Putri, Elisa

Mohon maaf jika ada salah dalam penulisan nama, dan namanya yang tidak lengkap.


H2O

You Might Also Like

0 komentar