Pages

  • BERANDA
  • DISCLOSURE POLICY
  • DISCLAIMER
  • PRIVACY POLICY
  • KONTAK SAYA
  • Tentang Henry
facebook instagram

HENRY HALIM OKTAKUSUMA

  • Judul di atas mungkin agak sedikit sama dengan judul sinetron yang ceritanya tak berujung, tapi bukan dari sinetron itulah saya menulis tulisan ini melainkan dari pertemuan saya dengan seorang penjual bubur.

    Kebetulan di seberang kantor saya yang juga di dekat kampus saya terdapat sebuah warung bubur ayam yang cukup banyak peminatnya. Setiap pagi selalu banyak orang yang membeli bubur di situ, termasuk saya, ya meskipun tidak setiap hari saya sarapan di situ.

    Karena seringnya saya sarapan di situ sampai-sampai penjualnya hapal apa yang saya minum, “air putih hangat ‘kan mas ?” tanyanya jika saya datang. Karena segelas air putih hangat itu gratis, yang dibayar cuma buburnya saja, itulah kenapa saya selalu memesan segelas air putih.

    Suatu hari saat saya sarapan di situ, penjual bubur itu duduk di samping saya (kebetulan lagi tidak ada pembeli) dan mengajak saya ngobrol seputar pekerjaan. Dari obrolan itu saya tahu bahwa beliau itu pernah bekerja di banyak tempat, dari pengalamannya itu beliau berkata, “jangan pernah memandang remeh orang lain, jangan sekali-sekali melihat orang lain lebih kecil atau lebih rendah dari kita, karena belum tentu kita lebih baik dari mereka".

    Saya cukup terperangah dengan kalimat yang dilontarkan beliau, sungguh bijak, melihat pekerjaan beliau hanya seorang penjual bubur biasa. Tidak banyak penjual yang memiliki prinsip hidup seperti beliau, kebanyakan penjual hanya memikirkan bagaimana mendapat keuntungan yang besar setiap harinya. Maka dari itu saya cukup kagum dengan prinsip beliau seperti itu.

    Dari situ kita bisa tahu bahwa orang-orang yang kita anggap sederhana sekalipun memiliki banyak pengalaman dan sangat bijak dalam hidup. Pelajaran yang saya dapat dari beliau, janganlah sombong saat kita berada pada tempat yang lebih tinggi karena belum tentu kita lebih baik dari mereka yang berada di bawah kita.


    -H2O-
    Continue Reading
    Selasa, 15 Okober 2013 bertepatan Hari Raya Idul Adha, teman-teman mengajak untuk menonton film Insidious 2 di Bioskop XXI, meskipun sedikit terapaksa untuk mengeluarkan uang membeli tiket, karena untuk hari libur tiketnya sebesar Rp 60.000, cukuplah menyiksa dompet saya.

    Sesuai jadwal film dimulai pada pukul 16.20, saya dan teman-teman duduk di baris E, tempat yang cukup ideal untuk menonton di bioskop.

    Insidious 2 merupakan sekuel dari film pertamanya yang berjudul Insidious, berceritakan seorang anak yang bernama Dalton yang koma selama beberapa hari atau lebih tepatnya melakukan perjalanan astral tanpa dia sadari dan tanpa dikehendaki. Selama beberapa hari itu rohnya terjebak di alam roh, sedangkan tubuhnya berusaha diambil oleh roh-roh dari orang yang sudah mati agar bisa hidup kembali. Diakhir cerita, dengan bantuan teman neneknya yang bernama Elise yang dibantu oleh ayahnya yang bernama Josh yang ternyata saat masih kecil juga mengalami apa yang dialami Dalton saat itu, berusaha menjemput dan mengembalikan roh Dalton kembali ke tubuhnya. Dalton bisa dikembalikan ke tubuhnya dengan selamat juga dengan Josh, namun sayang Elise yang mendapat serangan dari makhluk astral tidak bisa bertahan dan akhirnya meninggal.

    Di film Insidious 2 tersebut, memiliki cerita yang kompleks bagaimana keterkaitan ceritanya di film Insidious yang pertama dan masa lalu Josh (Ayah Dalton) sewaktu kecil. Masalah yang terjadi adalah yang berada di tubuh Josh bukanlah Josh yang sebenarnya, roh Josh masih terjebak di alam roh, sedangkan yang ada di tubuhnya adalah roh dari orang tua yang sudah meninggal bernama Parker Crane. Semakin intensnya gangguan hantu di rumah keluarga Josh membuat istri, ibu dan anaknya tidak tenang yang selalu dihantui oleh sosok perempuan, dan belakangan diketahui sosok perempuan itu adalah ibu dari Parker Crane yang menyuruh Parker Crane untuk membunuh semua keluarga Josh agar dia bisa tetap hidup menggunakan tubuh Josh.

    Dengan bantuan Carl (teman Elise) -seorang paranormal yang menggunakan dadu berhuruf untuk meramal dan berkomunikasi dengan roh- ibu dari Josh mencari tahu siapa sebenarnya makhluk yang bersemayam di tubuh Josh dan sosok perempuan yang selalu menghantui keluarga mereka dan berusaha mengembalikan kehidupan normal keluarganya.

    Di film Insidious 2 ini kita diajak untuk mengetahui bagaimana sejarah keluarga Josh dan lintas waktu pun semakin menarik saat kejadian-kejadian di film Insidious pertama terjawab di film tersebut. Dan di akhir fim kita akan mengerti hubungan dari semua cerita-cerita itu.

    Menurut saya film Insidious 2 sangat recommended untuk yang mencari atau penggemar film horor, karena film ini memiliki alur cerita yang bagus dan tidak menggantung, serta memacu adrenalin ketika hal-hal yang mengejutkan ditampilkan tanpa bisa ditebak.

    Satu kata yang terlontar setelah saya menonton film ini, yaitu keren. Pesan saya sebelum menonton Insidious 2, harus, wajib, dan fardhu ‘ain terlebih dahulu menonton Insidious yang pertama.

    Karena jika tidak menonton yang pertama maka akan sama dengan seorang pria yang duduk di sebelah saya saat di bioskop yang selalu bertanya pada pacarnya, dan itu sangat mengganggu.

    Pelajaran yang didapat dari film Insidious 2 ini adalah kita harus mensyukuri kehidupan ini meskipun banyak masalah, sebisa mungkin kita menerimanya karena hidup merupakan anugerah yang tak tergantikan. Bayangkan jika kehidupan kita diambil oleh makhluk yang sudah mati, apa kita mau bertukar tempat dengannya ? Maka lakukanlah yang terbaik untuk hidup kita dan hargailah hidup ini, karena saat kita mati maka kita tidak akan pernah lagi kembali hidup di dunia ini.



    -H2O-
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    HENRY HALIM




    Terlahir 26 tahun lalu.

    Di Kota Seribu Sungai.

    Pemikiran dalam bentuk tulisan.

    Penggemar kopi, meski tak kuat dengan espresso.

    -H2O-

    Blog Archive

    • ►  2019 (3)
      • ►  April 2019 (1)
      • ►  March 2019 (1)
      • ►  January 2019 (1)
    • ►  2018 (4)
      • ►  October 2018 (1)
      • ►  August 2018 (1)
      • ►  February 2018 (2)
    • ►  2017 (3)
      • ►  October 2017 (1)
      • ►  August 2017 (1)
      • ►  February 2017 (1)
    • ►  2016 (6)
      • ►  October 2016 (2)
      • ►  September 2016 (1)
      • ►  August 2016 (1)
      • ►  May 2016 (1)
      • ►  March 2016 (1)
    • ►  2015 (8)
      • ►  November 2015 (1)
      • ►  October 2015 (2)
      • ►  September 2015 (1)
      • ►  April 2015 (3)
      • ►  March 2015 (1)
    • ►  2014 (5)
      • ►  December 2014 (1)
      • ►  October 2014 (1)
      • ►  June 2014 (1)
      • ►  April 2014 (1)
      • ►  January 2014 (1)
    • ▼  2013 (6)
      • ▼  October 2013 (2)
        • PENJUAL BUBUR BIJAK
        • PESAN DARI INSIDIOUS 2
      • ►  August 2013 (2)
      • ►  April 2013 (2)
    • ►  2012 (14)
      • ►  September 2012 (2)
      • ►  August 2012 (1)
      • ►  July 2012 (1)
      • ►  June 2012 (1)
      • ►  May 2012 (1)
      • ►  April 2012 (3)
      • ►  March 2012 (1)
      • ►  February 2012 (3)
      • ►  January 2012 (1)
    • ►  2011 (1)
      • ►  June 2011 (1)
    • ►  2010 (6)
      • ►  March 2010 (2)
      • ►  February 2010 (4)
    • ►  2009 (18)
      • ►  December 2009 (4)
      • ►  November 2009 (1)
      • ►  August 2009 (1)
      • ►  July 2009 (2)
      • ►  June 2009 (2)
      • ►  March 2009 (2)
      • ►  February 2009 (2)
      • ►  January 2009 (4)
    • ►  2008 (9)
      • ►  December 2008 (2)
      • ►  November 2008 (7)

    Pages

    • BERANDA
    • KONTAK SAYA
    • PRIVACY POLICY
    • DISCLAIMER
    • DISCLOSURE POLICY

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top