NIKMATNYA KOPI INDONESIA
August 15, 2016
Woow, sudah hampir 3 bulan saya tidak mengisi blog ini, alasan klisenya sih karena kesibukan kerja, padahal yang sebenarnya mood sering hilang saat mau menulis. Dan 3 bulan belakangan ini juga saya mulai sering mengonsumsi minuman yang kebanyakan orang bilang pahit dan berwarna hitam, iya kopi.
Sebenarnya sudah dari kecil saya suka aroma dari kopi yang sedang diseduh,
entah kenapa setiap menghirup aroma kopi sedang diseduh ada sebuah ketenangan
dan relaksasi di dalamnya. Karena sejak kecil saya tahunya kopi itu hitam,
pahit, dan akan lebih nikmat jika diberi gula dan susu. Lalu kenapa ada banyak orang
yang lebih suka menikmati kopi tanpa dicampur apapun?
Sebelum menjawab pertanyaan itu, saya akan sedikit menceritakan kembali
mengenai kopi Indonesia, meskipun saya baru mulai masuk ke dunia kopi tapi
setelah membaca sana sini dan bertanya dengan beberapa barista yang ada di kota
ini, saya bisa sedikit lebih memahami mengenai kopi Indonesia.
JENIS-JENIS KOPI INDONESIA
Indonesia merupakan negara penghasil kopi terbaik ketiga di dunia, itu
artinya kopi-kopi yang ada Indonesia juga merupakan kopi yang berpengaruh di
dunia. Tapi sayangnya kebanyakan dari kita belum mengetahui itu, kita hanya
tahu kopi terbaik hanya berasal dari Brazil, tapi nyatanya Indonesia juga
penghasil kopi terbaik di dunia. Ada banyak single
origin kopi dari daerah-daerah di Indonesia yang sudah dikenal dunia.
1. Kopi Gayo
Kopi Gayo merupakan
kopi varietas Arabika yang tumbuh di dataran tinggi Tanah Gayo, Aceh, Sumatera.
Kopi Gayo mendapat predikat kopi organik terbaik sedunia. Yang itu juga artinya
Kopi Gayo menjadi kopi ternikmat yang bisa diminum oleh seluruh orang di dunia.
Kopi Gayo selalu menjadi primadona di beberapa ajang festival kopi di dunia.
Selain Kopi Gayo, kopi dari Sumatera yang juga terkenal ada Kopi Mandailing,
Lintong dan Blue Batak.
Kopi Blue Batak saat sedang di Jambi |
2.
Kopi Java
Kopi yang berasal
dari tanah Jawa ini juga merupakan salah satu kopi terkenal di dunia. Produksi
Kopi Java sudah berjalan sejak jaman kolonial dulu, bahkan sampai diimpor. Ada
banyak single origin dari Kopi Java
ini, yang saya suka sekali sih Malabar.
3.
Kopi Bali
Bali juga merupakan
penghasil kopi terbaik di dunia, dengan single
origin-nya, Kopi Kintamani menjadi salah satu kopi primadona yang selalu
ada hampir di setiap kedai kopi. Rasa asam yang dihasilkan dari Kopi Kintamani
menjadi daya pikat tersendiri bagi penikmat kopi.
Secangkir Kopi Kintamani |
4.
Kopi Toraja
Kopi Toraja yang
tumbuh di Tana Toraja, Sulawesi juga menjadi incaran bagi penikmat kopi.
Rasanya yang banyak orang bilang hampir sama dengan kopi Sumatera namun
memiliki asam yang lebih rendah menjadikan Kopi Toraja salah satu kopi yang
selalu dicari.
5.
Kopi Flores
Kopi Flores dengan single origin-nya yang paling terkenal
adalah Bajawa, merupakan salah satu kopi ternikmat yang ada di Indonesia.
Bahkan Kopi Bajawa beberapa kali mendapat peringkat tertinggi dalam festival
kopi nasional. Selain Bajawa, single
origin lainnya dari Flores yang juga tidak kalah nikmat ada Manggarai dan
Red Bourbone.
6.
Kopi Papua
Meskipun Papua
menjadi pulau paling timur di Indonesia, namun Papua juga menjadi penghasil
kopi terbaik. Kopi Wamena dari Papua juga merupakan kopi terbaik yang ada di
Indonesia, dengan kandungan kafein paling rendah mejadi Kopi Wamena banyak
dicari para peminum kopi.
Nah, di atas tadi beberapa jenis kopi dari Indonesia yang sudah terkenal
banget di dunia karena rasanya yang nikmat. Dan jenis-jenis kopi yang saya
sebutkan tadi merupakan varietas Arabika yang memiliki banyak ragam rasa
dibandingkan dengan varietas Robusta.
Jadi apa hubungannya dengan pertanyaan saya di awal tulisan tadi, ini
jawabannya.
Sejak saya menonton film Filosofi Kopi yang diangkat dari novel berjudul
sama karya Dewi ‘Dee’ Lestari, saya bingung saat melihat secangkir kopi yang
tidak berwarna hitam. Karena jika orang awam berbicara kopi maka yang akan
terlintar pasti dalam bentuk espresso, yang hitam kental.
Yang kemudian saya cari tahu sana sini, akhirnya saya menemukan sebuah
nama, yaitu Manual Brew atau metode seduh kopi dengan cara manual bukan dengan
mesin. Nah, dengan penyeduhan secara manual maka secangkir kopi yang dihasil
tidak terlalu hitam dan pekat. Sebenarnya yang mempengaruhi warna secangkir
kopi adalah saat biji kopi tersebut dipanggang, saya lebih suka jika biji kopi
dipanggang di level Light. Karena warna yang lebih ‘menyala’, hasilnya jika
diseduh dengan cara manual akan terlihat seperti teh, tapi sebenarnya kopi.
Dan single origin dari kopi
Indonesia memiliki ragam rasa jika diseduh manual. Beberapa hari ini saya
sedang suka sekali dengan Kopi Malabar yang dipanggang Light, dari aroma kopi
tercium manis dan ada aroma buahnya, yaitu buah leci. Perpaduan pahit, asam,
manis, dan sensasi leci membuat saya jatuh cinta dengan Malabar, sangat nikmat.
Ternyata itulah
yang membuat banyak orang lebih suka minum kopi tanpa campuran apapun, karena
memang benar, kita bisa merasakan kenikmatan sesungguhnya dari secangkir kopi.
Setiap kopi memiliki rasa dan karakter masing-masing, tergantung dari
tempat kopi itu tumbuh, proses setelah panen, pemanggangan, dan cara
penyeduhan. Itulah sebabnya kenapa kopi arabika dengan single origin khas daerah di Indonesia lebih nikmat diminum begitu
saja tanpa campuran gula ataupun susu, karena akan lebih merasakan karakter
dari kopi tersebut.
Kopi itu pahit, mau bagaimanapun juga mengolahnya tetap saja pasti ada rasa
pahit, namun di balik pahitnya itu tersimpan rasa dan aroma yang tak pernah
terduga sebelumnya. Mungkin sama seperti hidup, kita selalu merasakan pahit dan
tak enak bahkan tidak sedikit dari kita sampai menyalahkan takdir, tapi
sebenarnya di balik kepahitan itu tersimpan sebuah rasa yang tak pernah seorang
pun tahu sebuah kenikmatannya.
-H2O-
Sumber Foto :
- food.detik.com
- pribadi
4 komentar
Dari berbagai jenis kopi yang ada, saya masih penasaran kopi mana yang cocok untuk dijadikan espresso dalam latte. Terutama untuk varietas kopi nusantara.
ReplyDeleteTerima kasih Bang Jung Jawa sudah bersedia berkunjung dan berkomentar. :)
DeleteJujur saja saya tidak begitu mengerti soal espresso, tapi ada beberapa cafe yang saya datangi mereka ada menggunakan Kopi Kintamani untuk membuat espresso. Sedangkan espresso untuk membuat latte dari kebanyakan cafe yang pernah saya datangi, mereka lebih menggunakan house blend dari kopi-kopi Nusantara, sayangnya saya tidak pernah bertanya house blend mereka campuran dari single origin apa saja.
Maaf belum bisa memberikan jawaban dari pertanyaan Bang Jung. Tapi pasti saya akan cari jawabannya mengenai kopi untuk espresso.
"Terima kasih Bang Jung Jawa sudah bersedia berkunjung dan berkomentar."
DeleteSama-sama. Terima kasih juga sudah membuat artikel tentang kopi. Perkara blogwalking, saya jadi ingat ini: Kau boleh menulis. Tapi jangan lupa membaca. Agar kau tidak egois dan termakan keangkuhan.
Boleh diambil kesimpulan bahwa Kopi Kintamani memiliki rasa yang lebih kuat dari varietas lainnya untuk membuat 100% espresso? Sederhana yang saya tahu, robusta adalah jenis yang dipilih untuk membuat espresso (karena rasanya yang lebih kuat daripada arabika). Termasuk untuk latte.
Tapi, jika Kintamani dipilih karena cita rasanya yang lebih kuat (padahal arabika), saya jadi penasaran, seperti apa rasa penyajiannya. :D
Jujur saya kurang menyukai espresso, bang. Sehingga saya tidak tahu bagaimana rasa espresso yang nikmat itu.
DeleteTerima kasih, bang atas masukan sekaligus kritiknya. :)