Pages

  • BERANDA
  • DISCLOSURE POLICY
  • DISCLAIMER
  • PRIVACY POLICY
  • KONTAK SAYA
  • Tentang Henry
facebook instagram

HENRY HALIM OKTAKUSUMA

  • Zaman penjajahan Jepang di Indonesia menjadi zaman penjajahan yang sangat tidak manusiawi dan melanggar hak-hak pada setiap perempuan Indonesia. Karena d zaman itu, para tentara jepang menjadikan wanita-wanita Indonesia menjadi Jugun Ianfu.
    Jugun Ianfu adalah sebutan bagi para wanita Indonesia yang dijadikan budak seks para tentara Jepang di zaman itu yang dilakukan dengan paksaan.

    Hari sabtu malam kemarin aku nonton salah satu stasiun tv, yang pada saat itu menceritakan tentang kehidupan wanita Indonesia yang di jadikan Ianfu oleh tentara Jepang. Banyak mantan Ianfu yang tidak ingin menceritakan kehidupannya di zaman Jepang dulu, karena mereka masih merasakan bagaimana pedihnya siksaan yang mereka rasa pada saat mereka menjadi Ianfu dulu. Tidak sedikit wanita Indonesia yang lupa dengan nama aslinya, karena nama mereka di ganti dengan nama jepang oleh tentara Jepang.

    Salah satu dari mantan Ianfu (aku lupa nama beliau) itu menceritakan, bahwa dirinya saat berumur 18 tahun yang dimana dia juga sudah bersuami, di panggil oleh tentara Jepang untuk menjadi pembantu yang bertugas untuk mencuci pakaian para tentara Jepang, tentara Jepang menjanjikan untuk menggaji beliau perbulan, ternyata saat beliau minta gaji yang dijanjikan tentara Jepang tidak pernah memberikan gaji itu. Malah beliau dijadikan seorang Ianfu, tidak hanya menjadi Ianfu tetapi beliau juga dijadikan Romusha oleh tentara Jepang. Sebenarnya beliau tidak mau menjadi Ianfu dan romusha itu, karena tentara Jepang mengancam akan membunuh beliau maka beliaupun mengiya keinginan Jepan itu, neliau juga mau karena mengingat adiknya yang masih berumur 5 tahun.

    Dalam waktu 1 jam aku menonton acara itu, jujur aku sangat sedih membayangkan bagaimana siksaan yang mereka dapat di zaman dulu. Mereka tidak pernah merasakan apa yang dinamakan dengan kebahagian di tahun 1942-1945 tersebut.

    Wanita Indonesia yang dijadikan Jugun Ianfu banyaknya sekitar 2.000 orang yang diambil oleh tentara Jepang. Ianfu yang dijadikan oleh tentara Jepang kebanyakan berasal dari Pulau Jawa, namun tidak sedikit juga yang berasal dari daerah lain. Namun tentara Jepang melakukan seleksi terhadap para wania Indonesia, mereka hanya membawa wanita yang cantik menurut mereka dan yang tidak cantik tidak mereka jadikan sebagai Ianfu. Tidak hanya wanita Indonesia saja yang dijadikan Ianfu oleh Jepang tetapi juga ada yang berasal dari negara lain seperti dari Korea, Cina dan negara Asia Tenggara lainnya.

    3,5 tahun Jepang menjajah Indoneisa menjadi tahun-tahun yang sangat menyakitkan bagi para wanita Indonesia dan merupakan pelanggaran HAM terbesar yang pernah terjadi di zaman penjajahan di Indonesia. Tuntutan dari mantan Ianfu pun tidak pernah terpenuhi.

    Menurut aku, praktek Jugun Ianfu masih ada sampai sekarang. Kita lihat bagaimana kehidupan para TKW Indonesia di negara orang, di Indonesia pun juga masih ada praktek Jugun Ianfu itu, terlihat masih banyaknya rakyat Indonesia yang menjual anak di bawah umur atau ABG hanya untuk menjadi pemuas hasrat seksual.

    Semoga saja di Indonesia tidak ada lagi semacam Jugun Ianfu yang menjadi budaya Jepang, jangan ada lagi rakyat Indonesia yang dijadikan Ianfu oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Lindungilah para kaum wanita, karena mereka pun memiliki hak untuk hidup bahagia tanpa derita.




    Be A Miracle, Friends..
    H2O
    Continue Reading
    Indonesia adalah Negara yang terkenal dengan kesopanannya dalam bergaul. Setiap turis yang dating ke Indonesia selalu merasa kalau Indonesia itu sopan dan santun, orangya ramah dan selalu menghargai. Tidak seperti negara - negara barat sana yang serba bebas.

    Sopan santun tidak hanya pada saaat kita bicara pada orang yang lebih tua dan berbuat di hadapan orang tua. Tetapi sopan santun juga harus ada pada saat kita bergaul dengan teman yang seumur dengan kita baik itu cowok atau cewek. Sopan santun merupakan realisasi dari sikap menghargai pada sesama, sopan santun juga menunjukkan bagaimana keadaan hati kita.

    Tapi sekarang sopan santun itu sudah mulai menghilang terutama pada diri remaja Indonesia. Itu terlihat dari seringnya terjadi bentrokkan antar kampus, antar sekolah, antar geng, bahkan antar kampong. Padahal bentrokan atau tawuran bukanlah bentuk sikap dari bangsa Indonesia.

    Fakta lainnya, pergaulan remaja Indonesia yang semakin hari semakin bebas. Banyaknya remaja yang terkena kasus narkoba dan banyaknya remaja cewek yang melakukan tindakan aborsi. Mereka tidak lagi berpatokan pada agama yang benar dan budaya timur yang sopan, mereka sudah berpatokan pada budaya barat yang sangat bebas.
    Seks bebas bukanlah hal yang asing lagi bagi remja Indonesia sekarang. Hampir setiap remaja Indonesia melakukan seks bebas tanpa memikirkan akibatnya dan yang seharusnya tidak mereka lakukan sebelum mereka menikah. Karena dalam pkiran mereka berhubungan seks dalam pacaran merupakan hal yang wajar, hal yang biasa, dan bahkan hal yang harus dilakukan dalam berpacaran.

    Para remaja Indonesia memiliki pemikiran yang seharusnya tidak ada di pikiran mereka. Mereka berpikir, apabila kita pacaran, kita sayang dan cinta pada pasangan maka mereka harus melakukan hubungan seks sebagai bentuk rasa cinta dan sayang mereka. Ada pula yang mengatakan, kalu tidak berhubungan seks bukan pacaran namanya.

    Sungguh tragis sekali diri remaja Indonesia sekarang.

    Seharusnya pikiran itu dibuang jauh-jauh dari pikiran kita, karena sama saja kita tidak menghargai orang lain dan diri sendiri, serta mencelakakan orang lain dan diri sendiri.

    Saya beri contoh, misalkan kita memiliki sebuah mobil yang sangat mewah dan sangat kita sayangi, sangat kita kasihi dan cintai, yang kita beli dari jerih payah kita sendiri dan harganya sangat mahal, apakah kita mau atau orang lain merusak mobil itu dengan mudahnya ???

    Sebenarnya apabila kita melakukan seks bebas, maka kita telah merusak pacar kita. Berarti dengan kata lain kita tidak mencintai, tidak menyayangi, tidak mengasihi pacar kita itu.

    Sepertinya remaja Indonesia sekarang, pikirannya sudah terkotori dengan era globalisasi negative dan budaya asing yan memasuki diri mereka.

    Masalah ini merupakan tanggung jawab kita semua sebagai warga negara Indonesia. Hal yang paling penting adalah bimbingan dari setiap orang tua agar lebih mendidik dan memperhatikan anaknya agar tidak terjerumus pada pergaulan bebas dan globalisasi negatif. Bagi pemerintah, seharusnya lebih menyaring lagi setiap budaya atau teknologi yang dating dari luar. Untuk instansi pendidikan, jangan sampai pelajaran agama di tinggal. Karena ini merupakan masalah yang sangat penting bagi Indonesia.

    Remaja Indonesia semua, jangan sampai kita masuk ke dalam lubang hitam yang gelap gulita, jangan sampai kita salah jalan. Jangan biarkan kita terbawa arus negatif yang semakin deras mengalir. Kita tutup arus itu dengan iman yang tebal dan sikap saling menghargai dan mengasihi satu sama lain.

    Friends, kita adalah bagian penting dalam bangsa ini, jangan sampai kita menjadi racun bagi diri kita.


    Be A Miracle, Friends.
    Continue Reading
    Selesai final test di kampus anak-anak Trilogi yang terdiri dari Henry, Yeda dan Andri pergi berlibur ke pantai. Mereka bertiga naik bus dari kampusnya.
    Sesampai di pantai mereka pun langsung menuju bibir pantai dimana terhampar pasir putihdan laut yang sangat indahnya.
    Rambut panjang Yeda yang semula tersusun rapi di dalam kerudung kini sedikit terurai diterpa angin. “Wow, pantai yang indah banget.” katanya.
    “Gak sia-sia kita jauh-jauh ke sini.” sahut Andri yang berada di sebelah kanan Yeda.
    Karena kelelahan mereka bertiga berbaring di tepi pantai dan secara tidak sadar mereka pun tertidur di bawah naungan pohon pinus.
    2 jam kemudian Henry terbangun setelah mendengar HP-nya yang memberitahukan bahwa ada sms masuk. Setelah membalas sms, Henry kemudian membangunkan kedua temannya.
    “Hey guys, bangun-bangun !” perintah Henry
    “Ada apa sih Hen ? Gangguin orang tidur aja.” sahut Andri dengan nada yang masih berat.
    Yeda yang berada diantara mereka berdua juga ikut terbangun.
    “Kalian gak nyadar kalo air lautnya udah mulai pasang.” Jawab Henry. “Jadi sekarang kita nginap atau pulang ?” sambungnya.
    “ Kita nginap aja dulu, kalo kita pulang hari ini kita bias kemalaman di jalan.” Jawab Yeda.
    “Eh liat, di sana ada desa tuch. Mungkin di sana kita bisa nginap buat hari ini.” usul Andri.
    “Boleh juga, sekalian kita liat-liat gimana kehidupan mereka di sana.” kata Henry sambil berdiri dan mengambil tasnya.
    Kemudian Henry berjalan menuju desa itu diikuti oleh kedua temannya.
    Sesampai di desa itu, mereka terlihat seperti makhluk asing bagi penduduk desa itu.
    Mereka bertiga menghampiri seorang ibu yang sedang menjemur pakaian.
    “Permisi bu, rumah kepala desa di sini di mana ya ?” tanya Henry pada ibu itu.
    “ Di situ, rumah yang ada pagar kayu itu.” jawab ibu itu sambil menunjukkan tangannya.
    “Makasih ya bu.” ucap Yeda. Ibu itu hanya tersenyum.
    Mereka bertiga pun menuju rumah Pak Kades.
    Setelah bertemu dengan Pak Kades, mereka meminta ijin untuk menginap sehari di desa tersebut. Pak Kades pun memperbolehkan mereka untuk menginap di rumahnya.
    “Ini kamar untuk kalian berdua.” Pak Kades menunjukkan kamar untuk Henry dan Andri.
    “Di sebelahnya adalah kamar untuk kamu.” lanjutnya kapada Yeda.
    “Terima kasih banyak pak karena udah memperbolehkan kami nginap di sini untuk sementara.” ucap Andri. “Sama-sama.” jawab Pak Kades.
    Setelah menaruh tas dalam kamar, mereka berjalan-jalan keliling di desa itu.
    Mereka berhenti di sebuah sekolah yang dibandingkan dengan di kota jauh dari standar.
    Mereka pun masuk ke dalam sekolah itu dan ternyata hanya memiliki 3 kelas. Pada saat itu sekolah masih melakukan kegiatan belajar mengajar, yang mana siswa berusia sekitar 11-12 tahun.
    Dari 3 kelas yang dimiliki sekolah itu hanya 1 kelas yang dapat digunakan untuk belajar, karena dua kelas lagi kondisinya sudah tidak memungkinkan untuk digunkan.
    Saat melewati salah satu kelas, secara tidak sengaja Yeda melihat para siswa yang dibilang fisiknya tidak sempurna, tidak seperti anak-anak pada umumnya.
    Mata Yeda pun berkaca-kaca melihat hal itu.
    Tiba-tiba dari belakang mereka datang seorang perempuan cantik yang berumut sekitar 20 tahun.
    “Ada yang bisa saya bantu ?” Tanya perempuan itu yang mengejutkan mereka bertiga.
    “ Eh, perkenalkan nama saya Henry, ini teman-teman saya Yeda dan Andri. Kami wisatawan yang sedang menginap di sini.” jelas Henry.
    “Nama saya Rahmah, anak-anak biasa manggilnya Bu Rahmah.” sahut ibu itu dengan ramahnya.
    Kemudian Bu Rahma menjelaskan tentang sekolah itu.
    “Kalian bingung ya dengan sekolah ini yang memiliki 3 kelas saja. Sekolah ini adalah sekolah peninggalan orangtua saya yang didirikan agar anak-anak di desa ini dan yang kurang mampu dapat bersekolah. Jadi mereka tidak perlu sekolah di tempat yang jauh dan mahal.”
    “Namun sekarang sekolah ini hanya dianggap sekolah bagi anak-anak cacat fisik dan keterbelakangan mental, sehingga banyak orang yang tidak mau lagi bersekolah di sini dan kelas yang bisa digunakan pun hanya satu saja, para guru pun hanya digaji semampunya saja.” lanjutnya.
    Mendengar hal itu mereka bertiga merasa sedih, karena orang hanya melihat dari bentuk fisik luar dari sekolah tersebut.
    “Apakah sekarang sudah waktu istirahat bu ?” tanya Andri yang melihat jam tangannya.
    “Iya, sekarang waktu istirahat.” sahut Bu Rahma. Yang pada saat bersamaan guru yang mengajar di dalam kelas keluar menuju ruang kantor.
    “Apa boleh kami masuk ke dalam kelas dan berkenalan dengan anak-anak bu ?” tanya Andri lagi.
    Yeda dan Henry yang berada di sampingnya hanya tersenyum pertanda mereka mengetahui apa yang dimaksudkan Andri.
    “Tentu saja boleh. Mungkin mereka akan senang bertemu dengan kalian.” jawab Bu Rahma.
    Tidak menunggu lama, Bu Rahma langsung mengajak mereka masuk yang diikuti oleh Henry, Yeda, dan Andri.
    “Anak-anak, kita kedatangan tamu dari kota. Di sebelah kanan ibu namanya Kak Henry, di tengah ada Kak Yeda, dan yang paling ujung namanya Kak Andri.” Bu Rahma memperkenalkan kelompok Trilogi ini.
    “Selamat siang kak.” sapa anak-anak itu dengan ramah.
    “Siang semuanya.” jawab mereka bertiga.
    Yeda kemudian bertanya pada anak-anak itu, “Kalian senang gak sekolah di sini ?”
    “Senang kak.” jawab anak-anak itu dengan polosnya.
    “Kakak mau bilang, kalian adalah penerus bangsa ini dimasa depan. Mungkin kalian merasa iri dengan anak-anak yang lebih mampu dari kalian dan memiliki fisik yang lebih baik, tetapi mereka belum tentu dapat lebih baik dari kalian. Kita semua pasti memiliki kekurangan dalam hidup kita, dengan adanya kekurangan itu kita belajar untuk dapat mensyukuri dan menghargai hidup ini, jadi kalian jangan pernah merasa iri dengan mereka yang lebih baik karena tidak ada manusia yang sempurna.” kata Henry yang membangkitkan jiwa anak-anak itu.
    Kemudian Yeda menyambungnya, “Kalian jangan pernah berhenti untuk belajar, jangan pernah berhenti untuk mencari ilmu dan pengetahuan. Belajar tidak harus di sekolah yang mahal, belajar tidak harus di sekolah yang mahal, di mana pun kita bisa belajar. Walaupun kalian memiliki banya kekurangan jangan pernah berhenti untuk menggapai cita-cita kalian, karena di luar sana masih banyak anak-anak yang tidak dapat sekolah. Semangat terus ya, gapailah mimpi kalian dan jangan pernah menyerah dalam hidup ini.”
    Anak-anak itu pun tersenyum, tapi ada juga yang menangis mendengar kata-kata dari mereka, Bu Rahma pun menghampiri anak muridnya yang sedang sedih.
    Yeda pun tersenyum sambil meneteskan air mata.
    Berbeda dengan kedua temannya, Indra hanya memfoto anak-anak tersebut. Dari fotonya terlihat semangat, keceriaan dan kesedihan di wajah mereka.
    “Padahal kakak masih ingin bermain dengan kalian tapi kami gak bisa lama-lama di sini.” kata Henry.
    “Terima kasih ya semuanya.” kata mereka bertiga. “Sama-sama kak.” sahut semua anak-anak.
    “Terima kasih bu sudah memperbolehkan kami bertemu dengan anak-anak yang hebat ini.” kata Yeda.
    “Iya, sama-sama. Ibu juga berterima kasih pada kalian bertiga sudah mau mampir ke sini.” jawab Bu Rahma.
    “Ini bu ada sedikit bantuan dari kami bertiga. Semoga dengan uang ini dapat memperbaiki sekolah ini dan membantu mereka.” Andri memberikan uang kepada bu Rahma.
    “Terima kasih banyak atas bantuannya.” kata Bu Rahma.
    Saat Trilogi ingin meniggalkan ruang kelas itu, seorang murid anak perempuan bernama Putri menghampiri Yeda.
    “Kak Yeda, ini buat kakak. Gelang ini Putri sendiri yang buatnya.” kata Putri sambil memberikan gelang yang terbuat dari rangkaian kerang-kerang yang dia dapat dari pantai dekat desanya.
    “Makasih ya Putri. Bagus banget gelanagnya.” sahut Yeda.
    “Kami semua berjanji kak, kami akan selalu belajar dan meraih cita-cita kami.” kata Putri.
    “Berjanjilah pada diri kalian.” jawab Andri seraya tersenyum.
    Mereka bertiga pun berpamitan pada Bu Rahma dan anak-anak, meninggalkan sekolah itu menuju rumah Pak Kades.
    Besoknya mereka bertiga berpamitan pada semua warga desa itu. Mereka pulang naik bus yang telah mereka pesan kemarin.
    Bus pun berjalan meninggalkan desa itu, Yeda yang duduk dekat jendela menatap desa itu dengan senyuman dan di tangannya telah terpasang gelang pemberian Putri dengan indahnya.
    Dia pun berkata dalam hati, “Ternyata masih banyak anak yang tidak seberuntung aku. Mulai sekarang aku harus menghargai hidup dan selalu bersyukur.”
    Bus pun melaju menuju tempat mereka tinggal.










    SELESAI
    Continue Reading
    Bunga Karno pernah berkata, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah bangsanya sendiri.” Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak sekali sejarah, dari zaman pra-sejarah hingga zaman reformasi sekarang.
    Sejarah memiliki nilai yang sangat penting dan berharga di kehidupan masa depan, karena anak cucu kita nanti akan mengetahui bagaimana bangsa ini berdiri, bagaimana perjuangan untuk mempertahankan bangsa ini, dan bagaimana kehidupan masyarakatnya.
    Apabila sejarah itu kita musnahkan atau kita hilngkan maka generasi masa depan tidak akan merasa bangsa ini miliknya, mereka tidak akan merasakan bagaimana perjuangan phlawan-pahlawan kita, dan yang lebih parahnya mereka tidak akan menghargai bangsanya sehingga tidak menutup kemungkinan generasi masa depan tidak memiliki nasionalisme lagi pada bangsa ini.

    Seharusnya Indonesia belajar dari negara-negara memiliki luas geografis lebih kecil tetapi mereka bisa lebih maju daripada Indonesia, diantaranya negara tetangga Indonesia yang sangat dekat yaitu Singapura.
    Singapura merupakan negara yang sangat kecil daerahnya tapi mereka bisa membuat Negara itu menjadi negara yang maju dan besar. Kenapa, salah satunya karena mereka tetap melestarikan peninggalan kebudayaan dan peninggalan sejarah mereka. Gedung-gedung bekas peninggalan Inggris tetap mereka jaga meskipun fungsinya berubah seperti awal di bangun.

    Singapura juga terus melakukan pembangunan, tapi dalam pembangunan itu mereka tetap melestarikan budaya mereka di balik kemodernan itu. Oleh karena itu Singapura menjadi salah satu Negara maju.

    Tidak jauh berbeda dengan Singapura, Korea Selatan pun juga demikian. Mereka tetap mempertahankan sejarahnya, walaupun peninggalan sejarah itu sudah banyak yang mengalami kelapukan tetapi mereka terus melakukan renovasi yang tetap mempertahankan keaslian bangunan itu. Saking cintanya dan menghargainya dengan sejarahnya Korea Selatan terus melakukan perbaikan pada istana-istana peninggalan dahulu sehingga seolah-olah kerajaan itu masih berdiri seperti dulu kala.

    Tidak hanya istana yang mereka pertahankan, benteng-benteng yang mereka gunakan dulu pun tetap mereka pertahankan sebagai aset negaranya.

    Berdasarkan tulisan di atas, saya bukan bermaksud untuk meninggikan negara lain atau menanggap Indonesia negara yang lemah, tetapi saya ingin Indonesia sadar betapa pentingnya nilai sejarah itu bagi suatu bangsa. Indonesia adalah negara yang besar dan negara yang kaya.

    Saya hanya ingin anak cucu kita nantinya tetap menghargai bangsa ini dan mengetahui bagaimana sejarah bangsa Indonesia dulunya sehingga mereka sadar betapa hebatnya negara ini. Dan mereka akan tetap menjaga peninggalan negara ini seperti yang dilakukan para pahlawan-pahlawan kita.

    Saya sungguh sangat kecewa melihat pemerintah menyingkirkan peninggalan sejarah kita hanya untuk melakukan pembangunan yang modern dan keserakahan para pengusaha. Apakah pemerintah malu kalau ada bangunan tua di tengah kota ? Apakah bangunan peninggalan sejarah membuat kota menjadi kumuh ? Ataukah negara menjadi rugai dengan adanya peninggalan sejarah ?

    Hal itu bisa terjadi apabila bangunan itu tidak dirawat dengan benar, seharusnya pemerintah terus melakukan renovasi pada bangunan bersejarah sehingga bangunan-bangunan sejarah itu dapat menjadi objek wisata dan pembelajaran bagi masyarakatnya.
    Saya sangat bangga menjadi warga negara Indonesia, karena negara ini memiliki sejarah yang sangat berlimpah tetapi saya akan lebih bangga lagi apabila peninggalan-peninggalan sejarah yang ada lebih diperhatikan dan dilestarikan bukan hanya yang terkenal dan di ibukota saja tetapi di seluruh daerah di Indonesia.

    JADILAH BANGSA YANG MENGHARGAI SEJARAH BANGSANYA
    Continue Reading
    14 Februari 2010 bertepatan dengan Tahun Baru Imlek 2561 yang mana tahun ini merupakan tahun Macan Logam. Dimana di tahun Macan Logam ini memiliki karakter lambang kekuasaan, hawa nafsu dan keperkasaan.
    Tahun Baru Imlek biasanya ditandai dengan berbagi angpao atau memberikan uang yang dimasukkan ke dalam sebuah amplop kecil yang berwarna merah pada umumnya. Dimeriahkan oleh Barongsai (singa) yang memiliki pertunjukkan yang unik.
    Tahun baru Imlek bisa dirayakan setelah masa orde baru berakhir, karena Soeharto sangat tidak menyukai pada rakyat etnis Tionghoa sehingga tidak ada yang berani merayakan Tahun Baru Imlek secara terbuka.
    Tahun Baru Imlek dapat dirayakan seperti sekarang ini adalah berkat usaha keras dari Alm. Gusdur yang terus memperjuangkan nasib rakyat etnis Tionghoa, sampai akhirnya Tahun Baru Imlek dapat dirayakan.
    Saya yang masih memiliki keturunan Tionghoa dari ayah saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Alm. Abdurrahman Wahid atas jasanya memperjuangkan rakyat Tionghoa.
    Saya berpikir bagaimana seandainya jika tidak ada Gusdur di Indonesia, mungkinkah etnis Tionghoa dapat bebas seperti sekarang ini.
    Semoga di tahun 2561 ini kehidupan masyarakat Tionghoa dan masyarakat Indonesia semakin membaik dan sejahtera.
    Continue Reading
    Tanggal 14 Februati merupakan hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh sebagian orang terutama para remaja, karena di hari itu adalah Valentine Day atau orang biasa mengartikannya sebagai Hari Kasih Sayang.
    Di Indonesia hari Valentine dirasa harus dirayakan bagi anak muda sekarang yang ditunjukkan dengan memberikan hadiah atau cokelat kepada kekasih atau pacar mereka.
    Para remaja yang merayakan Valentine sebagian besar masih belum mengetahui bagaimana sejarah dari Valentine tersebut, mereka tidak mengetahui apa arti dari Valentine itu sebenarnya.
    Dari berbagai artikel yang saya baca, sebenarnya sejarah Valentine masih belum jelas karena banyak versi yang menceritakan Valentine secara berbeda.
    Indonesia yang merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia seharusnya tidak merayakan hari Valentine bagaimana pun bentuknya, karena Valentine adalah hari yang dibuat oleh kaum Nasrani yang hanya menggunakan rasional mereka saja. Apabila kaum muslim merayakan Valentine dan mengartikan Valentine sebagai hari yang harus dirayakan maka sesungguhnya dia telah mempersekutukan Allah.
    Alasan lainnya, Valentine merupakan budaya yang berasal dari Barat yang memiliki pergaulan sangat bebas dan tidak cocok dengan budaya Timur yang dimiliki oleh Indonesia yang akan berdampak pada masyarakat Indonesia nantinya.
    Menurut saya, seharusnya MUI membuat keputusan agar mengharamkan Valentine Day di Indonesia bagi umat Muslim.
    Jadi bisa dikatakan para remaja sekarang hanya ikut-ikutan saja tanpa tahu asal usulnya.
    Pesan saya, janganlah kita mengikuti tradisi yang salah walaupun kelihatannya itu benar, kita harus tahu terlebih dahulu asal mula tradisi tersebut, mengapa tradisi itu dirayakan dan adakah manfaatnya. Janganlah menjadi masyarakat yang hanya ikut-ikutan saja tapi jadilah masyarakat yang kritis.

    Satu kalimat yang dapat saya sampaikan yaitu,
    Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    HENRY HALIM




    Terlahir 26 tahun lalu.

    Di Kota Seribu Sungai.

    Pemikiran dalam bentuk tulisan.

    Penggemar kopi, meski tak kuat dengan espresso.

    -H2O-

    Blog Archive

    • ►  2019 (3)
      • ►  April 2019 (1)
      • ►  March 2019 (1)
      • ►  January 2019 (1)
    • ►  2018 (4)
      • ►  October 2018 (1)
      • ►  August 2018 (1)
      • ►  February 2018 (2)
    • ►  2017 (3)
      • ►  October 2017 (1)
      • ►  August 2017 (1)
      • ►  February 2017 (1)
    • ►  2016 (6)
      • ►  October 2016 (2)
      • ►  September 2016 (1)
      • ►  August 2016 (1)
      • ►  May 2016 (1)
      • ►  March 2016 (1)
    • ►  2015 (8)
      • ►  November 2015 (1)
      • ►  October 2015 (2)
      • ►  September 2015 (1)
      • ►  April 2015 (3)
      • ►  March 2015 (1)
    • ►  2014 (5)
      • ►  December 2014 (1)
      • ►  October 2014 (1)
      • ►  June 2014 (1)
      • ►  April 2014 (1)
      • ►  January 2014 (1)
    • ►  2013 (6)
      • ►  October 2013 (2)
      • ►  August 2013 (2)
      • ►  April 2013 (2)
    • ►  2012 (14)
      • ►  September 2012 (2)
      • ►  August 2012 (1)
      • ►  July 2012 (1)
      • ►  June 2012 (1)
      • ►  May 2012 (1)
      • ►  April 2012 (3)
      • ►  March 2012 (1)
      • ►  February 2012 (3)
      • ►  January 2012 (1)
    • ►  2011 (1)
      • ►  June 2011 (1)
    • ▼  2010 (6)
      • ▼  March 2010 (2)
        • Jugun Ianfu Masa Kelam Bagi Rakyat Wanita Indonesia
        • Hilangnya Kesopanan Remaja Indonesia
      • ►  February 2010 (4)
        • TRILOGI : MENGHARGAI HIDUP
        • BANGSA BESAR MENGHARGAI SEJARAHNYA
        • TAHUN BARU IMLEK BUAT ETNIS TIONGHOA
        • SEHARUSNYA DI INDONESIA TIDAK ADA VALENTINE DAY
    • ►  2009 (18)
      • ►  December 2009 (4)
      • ►  November 2009 (1)
      • ►  August 2009 (1)
      • ►  July 2009 (2)
      • ►  June 2009 (2)
      • ►  March 2009 (2)
      • ►  February 2009 (2)
      • ►  January 2009 (4)
    • ►  2008 (9)
      • ►  December 2008 (2)
      • ►  November 2008 (7)

    Pages

    • BERANDA
    • KONTAK SAYA
    • PRIVACY POLICY
    • DISCLAIMER
    • DISCLOSURE POLICY

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top